Sabtu, 15 September 2012

Artikel


PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR DINAS
PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
TERAKREDITASI A
Alamat: Jl. Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar, Surakarta Telp. (0271.654881) Kode Pos: 57762

ARTIKEL BAHASA INDONESIA





NAMA :YUNI TRI WININGSIH
NO. ABSEN :35
KELAS : X-5
SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011-2012


 “SEKOLAH TIDAK HARUS MAHAL”
Pengertian pendidikan secara global pendidikan itu sebenarnya adalah suatu proses yang berlangsung seumur hidup. Kaharudin, Media Pembinaan Pendidikan  Menengah Umum (1992:65-66)


 Pendidikan pada jaman sekarang sangat di butuhkan terutama untuk karir, masa depan dan cita-cita. Penelitian selanjutnya masih terbuka lebar guna pengkajian lebih lanjut agar terungkap hikmah yang bersumber dari pengalaman karena pendidikan adalah tugas kita semua dan kewajiban umat manusia sekali pun kita sudah mengetahui hikmah pendidikan tersebut. Anak yang mengalami pendidikan sekolah (farbiyatun madrasyah) dan diantara tujuannya agar ia memahami semua ilmu yang di ajarkan dalam sekolah (madrasah). Anas manaji, Pers dan Pendidikan (2012:7)
 Sekolah sebagai lembaga formal yang secara yuridis melaksanakan tujuan pendidikan dengan satu system pendidikan nasional yang mengantarkan masyarakat sekolah atau warga sekolah pada satu tujuan yang tertuang dalam GBIN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka disiapkan: sarana dan prasarana tenaga pendidik yang profesional. Sekolahlah sebagai satu-satunya yang dapat memberikan respon apalagi di perdesaan atau di kota-kota. Kaharudin, Media Pembinaan Pendidikan  Menengah Umum (1992:65-66)
 Sekolah pada jaman sekarang mahal itulah 1 hal yang membuat orang tua pusing untuk membiayai anak-anaknya sekolah. Banyak anak-anak kecil yang berusia 13-17 tidak dapat sekolah karena masalah biaya. Sekolah sebenar nya tidak mahal melainkan sekolah memungut biaya untuk berbagai sumber. Sragam sekolah adalah penyebab pertama mahalnya biaya bersekolah para siswa di Indonesia. Aneh, sragam sekolah? Tidak ada anak Indonesia yang mau bersekolah jika mereka tidak mempunyai sragam. Bahkan mereka yang bias bersekolah tanpa sragam pun justru merasa belum menjadi murid sungguhan karena belum punya sragam sekolah.Tanpa di sadari, komponen kecil yang satu ini menjadi momok tersendiri bagi para orang tua murid dan murid sekolah itu sendiri.
Saat anak masuk sekolah pertama kali, kelas satu SD, mereka sudah wajib memiliki sragam. Sekaya apa pun anak tersebut, dia tidak boleh menjadi murid di suatu sekolah apa bila ia belum memiliki sragam. Kalau anak orang kaya saja tidak boleh bersekolah tanpa sragam apalagi orang miskin. Tidak sampai di situ saja, membeli sragam sekolah pun tidak bias Cuma sekali. Seiring dengan perkembangan fisik anak, orang tua setiap tahun harus memperbaharui baju sekolah anak mereka.
Belum sampai di situ, sragam siswa SD, SMP, dan SMA memiliki perbedaan. Baju sragam putih tapi celananya merah (SD), biru (SMP), dan abu-abu (SMA). Dan yang membuat lebih repot lagi adalah kecenderungan setiap sekolah untuk mengharuskan siswanya memakai sragam khusus, batik, pada hari tertentu. Entah siapa pula yang mengeluarkan gagasan ini kepada sekolah-sekolah di Negara ini. Padahal dulu, murid sekolah, SMP dan SMA, hanya memekai sragam harian saja tanpa ada keharusan memakai baju batik pada hari khusus. Dengan cara ini, pemerintah dan sekolah telah sukses melakukan konspirasi dalam membuat biaya bersekolah menjadi lebih mahal dibandingkan dua dekade yang lalu. Beban biaya sekolah juga disebabkan oleh komponen buku pelajaran. Dari dulu sampai sekarang, orang tua murid harus menyediakan sendiri buku pelajaran sekolah bagi anak-anak mereka. Buku apa yang digunakan oleh murid sekolah tergantung dari persetujuan bisnis antara pihak sekolah dan penerbit buku. Tidak jarang harga buku yang dijual di sekolah lebih tinggi dari pada harga pasar, harga took buku. Biasanya, penge luaran rutin orang tua murid untuk biaya sekolah anaknya adalah:
1.    Iuran sekolah (bulanan, puji syukur kalau tidak pernah naik)
2.    Seragam (tahunan, syukur kalau badan anaknya tidak melebar ke   samping)
3.    Buku pelajaran (tahunan, Berat memang kalau anak terus naik kelas tapi siapa yang mau anaknya tidak pernah naik kelas)
4.    Biaya Study Tour (biasanya Cuma sekali, buat SMP dan SMA, dan ini juga tergantung tempat tujuan kunjungannya, makin jauh makin mahal)
Sayangnya, pengeluaran rutin ini menjadi tidak rutin apa bila sekolah menambahkan biaya lain yang tidak jelas. Pengeluaran yang tidak rutin inisifatnya tidak boleh suka rela. Saya tidak keberatan dengan kegiatan penggalangan dana untuk kegiatan social seperti bantuan bagi korban bencana alam, teman sekolah yang berduka, pembelian kupon PMI atau acara sekolah (Pentas Seni). Kegiatan yang disebutkan tadi memang memiliki misi social dan tidak terkesan menguntungkan satu pihak tertentu.
Wajib belajar 9 tahun adalah lamanya pendidikan dasar. Bukan umur anak usia 1-9 tahun yang wajib belajar. Jadi…… warga negara yang belum pernah merasakan pendidikan dasar, adalah wajib untuk duduk dibangku sekolah. Contohnya mungkin.. kejar Paket A atau B.
Jika gratis, maka tidak ada alasan untuk para orang tua menyuruh anak-anaknya bekerja pada jam sekolah atau ada anak yang mangkir dari jam sekolah.
Sekolah tidak harus mahal! Para ibu bisa memberikan pendidikan khusus untuk putra-putrinya. Membelikan buku di toko-toko tertentu. Tetapi terkadang pemberian pendidikan khusus itu tidak bisa secara maksimal. Dan pembelian buku tersebut terkadang anak-anak pun tidak bisa memahami tanpa ada guru atau orang yang profesional. Sekolah tidak perlu mahal hanya anak atau siswa perlu mencari biasiswa dengan cara mencari surat kemiskinan di kantor kelurahan. Serta surat keterangan dari RT mau pun RW.
Setiap orang punya kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Tidak perlu pusing memikirkan biaya sebab pemerintah dapat meringankan beban para orang tua. Yaitu dengan melalui BOS dan biasiswa. BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang di perbolehkan di biayai dengan dana BOS.
Tujuan BOS:

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.
Sasaran Program

Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, termasuk Sekolah Menengah Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini.Pemerintah mewajibkan anak-anak bangsa setidaknya sekolah sampai 9 tahun atau sering disebut wajib belajar 9 tahun. http://www.disdik-kotasmg.org/bos/
Anas manaji, Pers dan Pendidikan (2012:7)
Kaharudin, Media Pembinaan Pendidikan  Menengah Umum (1992:65-66)
http://insitemyhead.wordpress.com/2008/10/13/wajib-belajar-9-tahun/
http://todoeducare.posterous.com/penyebab-mahalnya-biaya-sekolah
http://www.disdik-kotasmg.org/bos/
wiwit prasetyo, Orang Miskin Dilarang Sekolah(2009:83-97)




DAFTAR PUSTAKA
Kaharudin.1992. Media Pembinaan Pendidikan  Menengah Umum. jakarta: erlanga
Manaji Anas. 2012. Pers dan Pendidikan. suara merdeka: solo
Prasetyo wiwit. 2009. Orang Miskin Dilarang Sekolah. diva press: jogjalarta
http://insitemyhead.wordpress.com/2008/10/13/wajib-belajar-9-tahun/
http://todoeducare.posterous.com/penyebab-mahalnya-biaya-sekolah
http://www.disdik-kotasmg.org/bos/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar