PEMERINTAH KABUPATEN
KARANGANYAR DINAS
PENDIDIKAN PEMUDA DAN
OLAHRAGA
SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
TERAKREDITASI A
Alamat: Jl. Nangsri, Kebakkramat,
Karanganyar, Surakarta Telp. (0271.654881) Kode Pos: 57762
ARTIKEL BAHASA
INDONESIA
NAMA :YUNI TRI
WININGSIH
NO. ABSEN :35
KELAS : X-5
SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
“SEKOLAH TIDAK HARUS MAHAL”
Pengertian
pendidikan secara global pendidikan itu sebenarnya adalah suatu proses yang
berlangsung seumur hidup. Kaharudin, Media
Pembinaan Pendidikan Menengah Umum
(1992:65-66)
Pendidikan pada jaman sekarang sangat di
butuhkan terutama untuk karir, masa depan dan cita-cita. Penelitian selanjutnya
masih terbuka lebar guna pengkajian lebih lanjut agar terungkap hikmah yang
bersumber dari pengalaman karena pendidikan adalah tugas kita semua dan kewajiban
umat manusia sekali pun kita sudah mengetahui hikmah pendidikan tersebut. Anak
yang mengalami pendidikan sekolah (farbiyatun madrasyah) dan diantara tujuannya
agar ia memahami semua ilmu yang di ajarkan dalam sekolah (madrasah). Anas manaji, Pers dan Pendidikan (2012:7)
Sekolah sebagai lembaga formal yang secara yuridis
melaksanakan tujuan pendidikan dengan satu system pendidikan nasional yang
mengantarkan masyarakat sekolah atau warga sekolah pada satu tujuan yang
tertuang dalam GBIN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka disiapkan: sarana dan prasarana
tenaga pendidik yang profesional. Sekolahlah sebagai satu-satunya yang dapat memberikan
respon apalagi di perdesaan atau di kota-kota. Kaharudin, Media
Pembinaan Pendidikan Menengah Umum
(1992:65-66)
Sekolah pada jaman sekarang mahal itulah 1 hal yang
membuat orang tua pusing untuk membiayai anak-anaknya sekolah. Banyak anak-anak
kecil yang berusia 13-17 tidak dapat sekolah karena masalah biaya. Sekolah sebenar
nya tidak mahal melainkan sekolah memungut biaya untuk berbagai sumber. Sragam sekolah
adalah penyebab pertama mahalnya biaya bersekolah para siswa di Indonesia. Aneh, sragam
sekolah? Tidak ada anak Indonesia yang mau bersekolah jika mereka tidak mempunyai sragam. Bahkan mereka
yang bias bersekolah tanpa sragam pun justru merasa belum menjadi murid sungguhan
karena belum punya sragam sekolah.Tanpa di sadari, komponen kecil yang
satu ini menjadi momok tersendiri bagi para orang tua murid dan murid sekolah itu sendiri.
Saat anak masuk sekolah pertama
kali, kelas satu SD, mereka sudah wajib memiliki sragam. Sekaya apa pun anak tersebut,
dia tidak boleh menjadi murid di suatu sekolah apa bila ia belum memiliki sragam.
Kalau anak orang kaya saja tidak boleh bersekolah tanpa sragam apalagi orang
miskin. Tidak sampai di situ saja, membeli sragam sekolah pun tidak bias Cuma sekali.
Seiring dengan perkembangan fisik anak, orang tua setiap tahun harus memperbaharui
baju sekolah anak mereka.
Belum sampai di situ, sragam
siswa SD, SMP, dan SMA memiliki perbedaan. Baju sragam putih tapi celananya merah
(SD), biru (SMP), dan abu-abu (SMA). Dan yang membuat lebih repot lagi adalah kecenderungan
setiap sekolah untuk mengharuskan siswanya memakai sragam khusus, batik, pada hari
tertentu. Entah siapa pula yang mengeluarkan gagasan ini kepada sekolah-sekolah
di Negara ini. Padahal dulu, murid sekolah, SMP dan SMA, hanya memekai sragam harian
saja tanpa ada keharusan memakai baju batik pada hari khusus. Dengan cara ini,
pemerintah dan sekolah telah sukses melakukan konspirasi dalam membuat biaya bersekolah
menjadi lebih mahal dibandingkan dua dekade yang lalu. Beban biaya sekolah juga
disebabkan oleh komponen buku pelajaran. Dari dulu sampai sekarang, orang tua murid
harus menyediakan sendiri buku pelajaran sekolah bagi anak-anak mereka. Buku apa
yang digunakan oleh murid sekolah tergantung dari persetujuan bisnis antara pihak
sekolah dan penerbit buku. Tidak jarang harga buku yang dijual di sekolah lebih
tinggi dari pada harga pasar, harga took buku. Biasanya, penge luaran rutin
orang tua murid untuk biaya sekolah anaknya adalah:
1. Iuran sekolah (bulanan,
puji syukur kalau tidak pernah naik)
2. Seragam (tahunan, syukur kalau
badan anaknya tidak melebar ke samping)
3. Buku pelajaran (tahunan,
Berat memang kalau anak terus naik kelas tapi siapa yang mau anaknya tidak
pernah naik kelas)
4. Biaya Study Tour (biasanya Cuma
sekali, buat SMP dan SMA, dan ini juga tergantung tempat tujuan kunjungannya,
makin jauh makin mahal)
Sayangnya, pengeluaran rutin
ini menjadi tidak rutin apa bila sekolah menambahkan biaya lain yang tidak jelas.
Pengeluaran
yang tidak rutin
inisifatnya tidak boleh suka rela. Saya tidak keberatan dengan kegiatan penggalangan
dana untuk kegiatan social seperti bantuan bagi korban bencana alam, teman sekolah
yang berduka, pembelian kupon PMI atau acara sekolah (Pentas Seni). Kegiatan
yang disebutkan tadi memang memiliki misi social dan tidak terkesan menguntungkan
satu pihak tertentu.
Wajib belajar 9
tahun adalah lamanya pendidikan dasar. Bukan umur anak usia 1-9 tahun
yang wajib belajar. Jadi…… warga negara yang belum pernah merasakan pendidikan
dasar, adalah wajib untuk duduk dibangku sekolah. Contohnya mungkin.. kejar
Paket A atau B.
Jika gratis, maka tidak
ada alasan untuk para orang tua menyuruh anak-anaknya bekerja pada jam sekolah
atau ada anak yang mangkir dari jam sekolah.
Sekolah tidak
harus mahal! Para ibu bisa memberikan pendidikan khusus untuk putra-putrinya. Membelikan
buku di toko-toko tertentu. Tetapi terkadang pemberian pendidikan khusus itu
tidak bisa secara maksimal. Dan pembelian buku tersebut terkadang anak-anak pun
tidak bisa memahami tanpa ada guru atau orang yang profesional. Sekolah tidak
perlu mahal hanya anak atau siswa perlu mencari biasiswa dengan cara mencari
surat kemiskinan di kantor kelurahan. Serta surat keterangan dari RT mau pun
RW.
Setiap orang
punya kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Tidak perlu pusing memikirkan biaya sebab pemerintah
dapat meringankan beban para orang tua. Yaitu dengan melalui BOS dan biasiswa. BOS adalah program
pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non
personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.
Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang di perbolehkan
di biayai dengan dana BOS.
Tujuan
BOS:
|
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban
masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun
yang bermutu.
|
Anas manaji, Pers dan Pendidikan (2012:7)
Kaharudin, Media Pembinaan Pendidikan Menengah Umum (1992:65-66)
http://insitemyhead.wordpress.com/2008/10/13/wajib-belajar-9-tahun/
http://todoeducare.posterous.com/penyebab-mahalnya-biaya-sekolah
http://www.disdik-kotasmg.org/bos/
wiwit prasetyo, Orang Miskin Dilarang Sekolah(2009:83-97)
DAFTAR PUSTAKA
Kaharudin.1992. Media Pembinaan
Pendidikan Menengah Umum. jakarta: erlanga
Manaji Anas. 2012. Pers dan Pendidikan. suara merdeka: solo
http://insitemyhead.wordpress.com/2008/10/13/wajib-belajar-9-tahun/
http://todoeducare.posterous.com/penyebab-mahalnya-biaya-sekolah
http://www.disdik-kotasmg.org/bos/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar